Pemerintah Jerman tertarik untuk
menjalin kerja sama dengan Indonesia di bidang maritim, salah satunya
pembuatan kapal laut generasi baru. Ide tersebut telah disampaikan Duta
Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, George Witschel, kepada
Presiden terpilih Joko Widodo dalam sebuah pembicaraan singkat.
Witshcel yang berbicara dalam pertemuan media terbatas termasuk dengan VIVAnews
di Hotel Shangri-La, menyebut, kerjasama maritim kedua negara sudah
terjalin sejak lama. Hal itu terbukti, dari fakta 25 dari 28 kapal milik
PT Pelni dibuat oleh Negeri Panser.
"Kapal-kapal itu kini sudah uzur dan berusia antara 20 hingga 25
tahun. Namun, hingga saat ini masih tetap beroperasi. Tidak ada
kerusakan, perbaikan besar apalagi kecelakaan. Itu bukti produk buatan
Jerman berkualitas baik," kata Witschel.
Namun, sayangnya dengan mengoperasikan kapal tua, kata dia, akan
mengonsumsi lebih banyak minyak. Selain itu, kapal yang dimiliki oleh
Indonesia, lebih banyak kapal jenis angkut penumpang dan bukan untuk
mengangkut kargo. Oleh sebab itu, dia beralasan, Pelni perlu lebih
banyak regenerasi kapal-kapal tersebut.
"Mungkin Pelni bisa meningkatkan jumlah produksi kapal untuk
mengangkut kargo dibandingkan penumpang. Kapal-kapal di mana muat untuk
mengangkut truk-truk bermuatan kontainer. Mereka bisa diangkut menuju ke
Pulau Sulawesi atau ke Ambon," papar Witschel.
Jerman pun, lanjut Witshcel siap membantu untuk membuat kapal generasi baru. Salah satunya kapal jenis multifungsi 3 in 1, di mana kapal bisa mengangkut kargo, mobil atau truk dan penumpang dalam sekali operasional.
"Tidak seperti kerja sama yang dijalin dua atau tiga tahun lalu,
kali ini kami siap untuk melakukan pembangunan komponen besar di
Indonesai dan transfer pengetahuan. Kami akan membangun kapalnya di sini
dan mendatangkan ahli insinyur dari Jerman untuk alih teknologi dan
pengetahuan," kata dia.
Menurut Witschel, dengan Pemerintah RI lebih meningkatkan
transportasi laut, khususnya kapal pengangkut kargo, maka juga bisa
berkontribusi dalam pemerataan pembangunan di daerah terpencil di
Indonesia. Salah satu contoh yang dia berikan yakni bisa menekan harga
komponen infrastruktur, seperti semen. Dengan begitu, kata Witschel,
biaya konstruksi menjadi lebih murah.
"Saya tahu bahwa ide ini tidak akan mengubah fakta pusat
perekonomian akan dipindah ke wilayah lain. Perekonomian akan tetap
terpusat di Pulau Jawa, Kalimantan dan di sebagian Sulawesi, tetapi
paling tidak akan ada pembangunan infrasktruktur yang lebih terjangkau,
salah satunya karena ada kemudahan transportasi logistik melalui laut,"
imbuhnya.
Ketika ditanya kapan ide tersebut bisa terealisasi, Witschel
mengaku tidak ingin terburu-buru. Sebab, Jerman masih menunggu keputusan
dari Pemerintah Indonesia terkait hal ini. Namun, dia berharap
pengambilan keputusan mengenai penjajakan kerjasama ini tidak akan
berlangsung lama.
"Jerman bisa membantu konseling, tetapi tidak bisa menentukan. Hal itu sepenuhnya menjadi kedaulatan Indonesia," kata dia.
sumber : VIVAnews