berita militer indonesia terbaru

Wednesday 30 April 2014

Presiden Rusia Akan Saksikan Parade Militer di Crimea

4 komentar
Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan kunjungan perdananya ke Crimea sejak wilayah semenanjung itu dianeksasi Rusia pada Maret lalu. Demikian sejumlah media Rusia mengabarkan, Rabu (30/4/2014).

Sejumlah media Rusia seperti Kommersant dan Gazeta.ru melaporkan, Putin kemungkinan akan menghadiri parade militer pada 9 Mei mendatang yang digelar untuk memperingati kemenangan di Perang Dunia II.

Parade militer itu akan digelar di ibu kota Crimea, Sevastopol, yang juga menjadi pangkalan armada Laut Hitam Rusia.


"Perjalanan (Putin) ke Sevastopol sudah ada di dalam agenda, namun harus dipastikan ke bagian administrasi Kremlin," kata seorang sumber di Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip Kommersant.

Laporan itu juga mengatakan, Putin kemungkinan besar akan mengunjungi Sevastopol bersama PM Dmitry Medvedev, dalam sebuah kunjungan bersama yang jarang dilakukan kedua pemimpin itu.

Putin kemungkinan dijadwalkan terbang ke Crimea setelah menyaksikan parade militer di Lapangan Merah yang menandai 69 tahun menyerahnya Nazi ke tentara Merah Rusia.

Setiap tahun pada 9 Mei, Rusia dan negara-negara eks Uni Soviet merayakan kemenangan pada Perang Dunia II. Putin biasa menggunakan peringatan kemenangan Uni Soviet itu untuk menumbuhkan patriotisme dan dukungan dari dalam negeri.

Krisis di Ukraina yang membuat hubungan Rusia dan Barat mencapai titik terendahnya sejak Perang Dingin juga memunculkan retorika-retorika Perang Dunia II.

Moskwa kerap menyebut pemerintahan pro-Barat yang kini berkuasa di Kiev sebagai "Nazi" dan "Fasis".

Rusia juga menyebut pemerintahan Kiev saat ini mengagumi nasionalis Ukraina di masa perang, Stepan Bandera, yang memproklamasikan Ukraina merdeka yang kemudian bersekutu dengan Nazi Jerman.

Bandera sangat dibenci bangsa Rusia karena berkolaborasi dengan Jerman. Namun di mata bangsa Ukraina, Bandera tetap dihormati sebagai pahlawan nasional.

Read more...
Monday 28 April 2014

Sea Trial KRI Bung Tomo 357

0 komentar
Surabaya, 8 April 2014

Suhu udara dan terpaan angin yang kencang menusuk tulang belulang, jam saat itu telah menunjukan pukul 21.30 local time bersamaan dengan pergerakan sejumlah cawak KRI Bung Tomo 357 mengikuti pelayaran perdana dengan MRLF (Multy Role Lihgt Fregate) KRI Bung Tomo-357 yang akan melaksanakan sea trial di Royal Navy Exercise Area perairan Glasgow, Inggris, Senin (7/4).


Sebelum menuju laut lepas, Dansatgas Kolonel Laut (P) Nyoman Sudihartawan beserta para Perwira Pengawas memberikan briefing kepada crew yang akan mengikuti sea trial.  Mr Manfred Knore selaku Manager Proyek dari Lursen juga turut serta dalam kegiatan tersebut. Diperkirakan jam 02.30 dinihari waktu setempat, dimana pasang tertinggi terjadi dan sejumlah pintu dock dapat dibuka untuk melepas kapal yang akan berlayar ke lautan lepas.

Setelah melewati pintu terakhir kapal melesat ke arah utara menuju perairan Glasgow. Analisa performa terhadap kinerja IPMS (Integrated Platform Management System) oleh Mr.Prasad Shiva selaku programer yang didatangkan khusus dari Kanada mulai dilaksanakan, keempat MPK (Mesin Pendorongan Pokok) diuji kemampuannya pada berbagai balingan apakah hal tersebut dapat dikontrol oleh program yang telah dilaksanakan up gradding beberapa waktu sebelumnya.

Kesempatan Sea Trial tersebut diutamakan untuk melaksanakan pengecekkan terhadap performa system pendorongan termasuk system control IPMS dimanfaatkan untuk memahami karakter kapal oleh para Cawak (Calon Awak Kapal). Pengujian Crash Stop dari Full Ahead langsung Full Astern dilaksanakan untuk mengetahui diameter taktis kapal dan menguji kehandalan, kapal maju penuh dengan menggunakan 4 (empat) MPK mencapai 30 knot dan crash stop sampai kapal berhenti pada jarak 650 yard selama 2 menit 30 detik.

Pengambilan data dan pengujian juga dilaksanakan untuk mengukur noise level di ruang ABK belakang guna kepentingan kenyamanan awak dan untuk kepentingan setting IPMS mencari noise level terendah dari berbagai putaran propeller (RPM) dan sudut CPP (Controllable Pitch Propeller) untuk kepentingan peperangan AKS (Anti Kapal Selam).

Ditengah dinginnya udara di Perairan Utara Inggris, Mr. Rorre yang mantan Boostman disalah satu Fregate Royal Navy diminta untuk men drill Pelda Novim Susanto untuk mengoperasikan RHIB (Rigid Hulled Inflatable Boat). Hari terakhir pelaksanaan Sea Trial dilaksanakan untuk melaksanakan kalibrasi speed log dengan referensi menggunakan GPS (Global Positioning System) selanjutnya kapal bergerak ke selatan menuju Barrow in Furness untuk melaksanakan penyempurnaan dan perbaikan terutama pada pipa Heat Exchanger yang perlu dilaksanakan pengecekkan setelah dilaksanakan penggantian sementara di Fairly Quaey.

...Profesionalisme, Discipline, Dedication serta Effort yang ditunjukkan oleh teknisi asing selama berinteraksi lebih dekat di kapal  dalam beberapa aspek perlu kita tiru hal - hal yang kita anggap positif, kedatangan delegasi ke Inggris harus membawa dampak tidak hanya menyerap pengetahuan tentang hal - hal teknis yang ada di kapal namun berinterospeksi kepada diri kita masing - masing apakah kualitas kerja kita  sudah menyamai mereka atau belum, sehingga setiap saat kita selalu memperbaiki diri kita masing – masing. Saat ini kita mendapat mandat untuk fokus mempelajari kapal yang harus kita bawa ke tanah air dengan aman dan sukses sekaligus mengemban misi diplomasi angkatan laut di sejumlah negara yang akan kita singgahi, oleh karena itu mari kita songsong tugas itu dengan penuh semangat.....” demikian disampaikan Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T. saat memberikan briefing dan evaluasi kegiatan saat memotivasi anak buahnya.

Kegiatan lainnya yang dilaksanakan setelah Sea Trial MRLF 2 antara lain adalah melaksanakan Classical dan praktek langsung di pesawat - pesawat, dari hasil evaluasi khususnya bidang Platform memang menunjukkan hal yang cukup menggembirakan karena Cawak dapat segera memahami system yang dihadapinya bahkan telah dilaksanakan drill prosedur start stop sejumlah pesawat yang ada di kapal. Cawak yang telah hadir di Inggris memang belum seluruhnya, baru 3 (tiga) Kadepsin dari ketiga kapal, 6 (enam) ekspert termasuk Kadep Eka) dan 9 (sembilan Key Personel termasuk Komandan KRI Bung Tomo 357) sisa cawak akan berangkat ke Inggris secara bertahap pada gelombang berikutnya. Untuk memahami secara teknis kapal baru diperlukan konsentrasi khusus sehingga pada saat kaderisasi awak pertama ini diharapkan dapat mentransfer pengetahuannya kepada ABK baru nanti, oleh karena itu setiap malam berbagai permasalahan yang diperoleh dibahas dan didiskusikan di kelas sehingga pemahamannya merata ke seluruh Cawak.

Kegiatan Jam Komandan secara periodik senantiasa dilaksanakan, demikian juga control terhadap cawak yang saat ini masih mengikuti KPPK di Kolatarmatim bukan menjadi hambatan karena dipisahkan jarak ribuan mil, pemanfaatan teknologi informasi berbagai layanan internet menjadi alternatif terpilih.

Sebagian teknisi asing yang dipercaya untuk menyiapkan ketiga kapal tersebut memiliki keahlian yang tidak diragukan lagi. Beberapa diantaranya merupakan ahli dari BAE atau pensiunan Royal Navy yang terjun langsung mengembalikan kesiapan kapal yang relatif belum dioperasionalkan sama sekali, oleh karena itu sebagian spare part perlu dilaksanakan penggantian dan kalibrasi ulang. Cawak mendapatkan kesempatan langka untuk langsung belajar bagaimana membongkar dan memasang serta mengukur silinder head dan setting to work Meriam 76 mm OSRG, Radar Scout / LPI dan AWS 9, EOTs, Sonar serta fire fighting yang ada di kapal.

Kehadiran MRLF melengkapi kekuatan TNI Angkatan Laut dalam waktu dekat diharapkan akan memberikan dampak strategis terhadap kredibilitas Indonesia pada tataran regional maupun global. Bangsa Indonesia telah tidak sabar menanti kehadiran kapal tersebut berlayar di seantero perairan Indonesia maupun dunia mengamankan kepentingan nasional Indonesia.

....Selamat Berlayar & Bertempur KRI Bung Tomo 357...fair the wind and bond voyage.......”

Read more...
Saturday 26 April 2014

Jet Tempur Rusia Lintasi Ukrania

0 komentar
Ketegangan di Ukrania semakin meningkat. Dalam jangka waktu 24 jam terakhir, jet tempur Rusia dilaporkan melintasi wilayah udara Ukrania. Hal tersebut dibenarkan pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS).

"Belum jelas maksud dari pesawat tersebut melintasi Ukraina. Namun bisa saja pesawat itu menguji radar milik Ukrania atau memamerkan pesawat Rusia," demikian seperti dilansir dari Boston Herlad, Sabtu (26/4/2014).

Diduga, insiden tersebut sebagai salah satu upaya peningkatan latihan militer Rusia di sepanjang perbatasan Ukrania. Latihan tersebut memunculkan kekhawatiran adanya potensi serangan militer Rusia ke Ukrania.

Sebelumnya, AS sudah menyerukan Rusia untuk mengambil langkah-langkah segera dalam menstabilkan situasi di Ukrania. Negara-negara barat juga mengancam akan memberikan sanksi tambahan terhadap Rusia atas pencaplokan wilayah Crimea bulan lalu.

Menurut laporan, latihan ini adalah set kedua latihan militer Rusia di sepanjang wilayah perbatasan Ukrania. Latihan tersebut pun dikecam oleh Menteri Pertahanan AS, Chuck Hegel.

"Mereka berbahaya dan sangat provokatif. Jika aktivitas terus meningkat, ini akan mempersulit untuk menemukan solusi atas situasi di Ukrania," tambahnya. (ade)

Read more...
Friday 25 April 2014

Helikopter militer Ukraina jatuh

0 komentar
Ledakan dahsyat terjadi di lapangan terbang Kramatorsk, Ukraina timur, hari ini, di tengah memanasnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Salah seorang saksi menyebut, ledakan itu berasal dari jatuhnya helikopter militer Ukraina.

Video tentang ledakan dahsyat itu beredar luas secara online, sesaat setelah kejadian. Menurut laporan awal dari laman Kramatorsk.info , beberapa ledakan terjadi sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Setelah itu, disusul kobaran api dan asap tebal.

Ada sejumlah laoran yang saling bertentangan perihal apa yang menyebabkan ledakan keras itu. Menurut seorang saksi, ledakan berasal dari helikopter militer Kiev yang jatuh di lapangan terbang.

”Sebuah helikopter Mi - 8 telah meledak di lapangan udara Kramatorsk, tidak ada korban yang dilaporkan. Seorang pilot berhasil melompat (dari pesawat),” kata Dmitry Tyimchyuk, Kepala Pusat Investigasi Perang dan Politik kantor berita Kramatorsk.info.

”Teori awal adalah bahwa helikopter  terbakar selama pemanasan, sebelum terbang,” katanya lagi. Laman Rusia Today memuat berbagai video ledakan tersebut tanpa merinci kemungkinan adanya korban jiwa dalam insiden itu.
(dat16/sindo)

Read more...
Wednesday 23 April 2014

Swedia tingkatkan belanja militer terkait Ukraina

0 komentar
Swedia, Selasa, mengumumkan bahwa pihaknya akan meningkatkan anggaran pertahanan tahunan selama 10 tahun ke depan, sehubungan krisis di Ukraina dan perkembangan "mengganggu" di Rusia .

Pemerintah sayap kanan mengatakan bahwa pengeluaran akan meningkat secara bertahap sampai 2024, ketika kenaikan anggaran pertahanan tahunan akan menjadi sekitar 5,5 miliar kronor (604 juta euro, 835 juta dolar), lebih dari pada perkiraan sebelumnya .

Anggaran pertahanan Swedia untuk tahun ini adalah 4,7 miliar kronor.

"Beberapa waktu terakhir telah ditandai oleh perkembangan sangat mengganggu di dalam dan sekitar Ukraina," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan .

"Rusia telah menduduki bagian dari negara yang berdaulat . "

Pemerintah mengatakan fokus peningkatan akan dilakukan di Laut Baltik dan pulau Swedia Gotland , yang terletak di wilayah tersebut.

Swedia , yang bukan anggota NATO , ingin memperluas armada jet tempur dari 60 ke 70 Jas 39 E, membeli dua kapal selam baru untuk mencapai jumlah total lima kapal selam dan membarui kapal lainnya .

Pemerintah mengatakan bahwa peningkatan belanja akan dibiayai dengan mendistribusikan anggaran pertahanan dan juga dengan memotong kerja sama dengan Rusia dalam isu-isu lingkungan dan energi nuklir, di antara sejumlah langkah-langkah lain .

Kesiapan militer Swedia telah dipertanyakan di media lokal selama beberapa bulan terakhir , terutama setelah Rusia menangkap angkatan udara Swedia lengah selama simulasi latihan militer serangan udara pada negara itu pada Maret 2013, demikian AFP.
(G003/H-RN)

Read more...
Monday 21 April 2014

Rusia Kembalikan Kapal-kapal Ukraina

0 komentar
Sevastopol,Crimea – Rusia yang punya banyak kapal perang, dengan membusungkan dada, mengembalikan 13 dari 70 kapal perang yang mangkal di pelabuhan Crimea ke pemerintah Ukraina, tutur pejabat Crimea kepada RIA Novosti, Senin (21/4/2014).
Kapal-kapal Ukraina itu kini ditarik dari Crimea sesuai perjanjian antara angkatan bersenjata Rusia dan Ukraina. Kapal tunda Rusia menarik kapal-kapal Ukraina ke perairan netral, dan diserahkan kepada komando Ukraina. Sementara 60 kapal Angkatan Laut Ukraina masih tertambat di Crimea.
“Kapal pendaratan terakhir Kirovogard meninggalkan Teluk Donuzlav Sabtu pekan lalu,” ujar Dmitry Belik, pemangku jabatan kepala pemerintahan Sevastopol.

Sebelumnya, laporan media menyebar bahwa pemerintahan pemangku jabatan Preisiden Ukraina Oleksander Turchynov mengatakan bahwa semua kapal sudah meninggalkan Sevastopol dan Teluk Donuzlav serta sedang menuju pelabuhan Odessa.
Kapal selam satu-satunya milik Ukraina, Zaporizhzhia, masih tertambat di Teluk Sevastopol. Crimea, yang dicaplok Rusia bulan lalu setelah selama 60 tahun menjadi bagian Ukraina, menjadi pangkalan militer dan tempat berlabuhnya armada Laut Hitam Ukraina.
Anggota milter Ukraina yang ogah bergabung dengan angkatan bersenjata Rusia sudah menarik diri dari Semenanjung Crimea beberapa pekan belakangan. Rusia menyetujui pengembalian peralatan militer ke Ukraina, namum merasa perlu ada masa transisi di tengah ketakutan bahwa peralatan militer itu bisa digunakan membasmi demonstran pro-federalisasi Rusia di Ukraina Timur.
Laporan terakhir menyebut, sebanyak 389 unit peralatan militer, termasuk delapan helikopter dan tiga kapal perang, sudah ditransfer ke Ukraina.
Read more...
Sunday 20 April 2014

KRI Pasopati 410

0 komentar

KRI Pasopati (410) merupakan sebuah kapal selam TNI-AL buatan Rusia. KRI Pasopati sudah dinonaktifkan dan menjadi monumen di Kota Surabaya.
Data spesifikasi KRI Pasopati 410:
Panjang: 76,6 meter
Lebar: 6,3 meter
Kecepatan: 18,3 knot ketika di permukaan (13.5 knot ketika menyelam)
Berat penuh: 1.300 ton
Berat kosong: 1.050 ton
Jarak jelajah: 8.500 batu laut
Bahan bakar: Solar

Bateri: 224 buah
Senjata: Torpedo steam 12 buah
Panjang torpedo: 7 meter
Peluncur torpedo: 6
Awak kapal: 63 orang
Read more...
Saturday 19 April 2014

RI Matjan Tutul 650

0 komentar

RI Matjan Tutul (650) merupakan salah satu dari delapan Kapal Cepat Torpedo kelas Jaguar yang dibeli dari Jerman Barat pada sekitar tahun 1960-an. Kapal ini menjadi terkenal karena
terlibat langsung dalam Pertempuran Laut Aru, yang merupakan salah satu bagian dari Operasi Trikora dalam rangka membebaskan Irian Barat dari Belanda.Pada tanggal 15 Januari 1962, kapal yang dikomandani Kapten Wiratno, dengan Komodor Yos Sudarso yang pada saat itu menjabat sebagai Deputi I ALRI, beserta Kapten Memet Sastrawiria (Ajudan Komodor Yos Sudarso) dan Kapten Tjiptadi beserta 21 awak kapal lainnya gugur bersama tenggelamnya kapal RI Matjan Tutul di Laut Arafura
setelah ditembak oleh Hr. Ms. Evertsen, fregat Belanda.
Read more...
Friday 18 April 2014

KRI Hasanuddin 333

0 komentar

HMS_Tartar_F133_(Tribal-class_frigate).jpg‎
---------------------------
KRI Hasanuddin (333) adalah sebuah kapal fregat TNI AL, termasuk dalam fregat kelas Tribal. Sebelumnya kapal ini dimiliki oleh Angkatan Laut Inggris dengan nama
HMS Tartar (F133). Dibeli oleh Indonesia pada tahun 1984.
Mulai dibuat:   22 Oktober 1959
Diluncurkan:   19 September 1960
Operasional:    26 Februari 1962
Nonaktif:         29 Maret 1984
Fakta:  Dijual ke Indonesia 1984. Dinamakan KRI
Hasanuddin
Read more...
Thursday 17 April 2014

KRI Ahmad Yani (351)

0 komentar

KRI Ahmad Yani (351) merupakan kapal pertama dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Jendral Ahmad Yani,
salah seorang Pahlawan Revolusi. KRI Ahmad Yani merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (HMNLS Van Speijk F804) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Surface to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat. Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.Pada tahun 2007, bersama dengan KRI Abdul Halim Perdanakusuma (355), selesai menjalani pergantian mesin yang dijalaninya selama 2 tahun. Saat ini KRI Ahmad Yani kembali memperkuat Komando Armada RI Kawasan Timur.
Data Teknis
KRI Ahmad Yani memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh mesin diesel dengan 2 x Caterpillar CAT DITA 3616, Reintjes WAV 1000 yang menghasilkan 16,000 hp sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 28,5 knot. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut.
Persenjataan
KRI Ahmad Yani dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah :
8 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan China Haiying Electromechanical Technology Academy C-802 dengan jangkauan maksimum 120 Km (70 mil laut), berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 165 Kg.
4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal.
1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target udara.
2 Senapan mesin 12.7mm
12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
Sensor dan elektronis
KRI Ahmad Yani diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.
Penerbangan
Memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.
Read more...
Wednesday 16 April 2014

KRI Slamet Riyadi (352)

0 komentar


KRI Slamet Riyadi (352) merupakan kapal kedua dari kapal perang Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas Ahmad Yani milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut Slamet Riyadi,
salah seorang pahlawan nasional. KRI Slamet Riyadi merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (Hr.Ms. Van Speijk (F802)) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini termasuk dalam Fregat kelas Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1963 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan mulai bertugas pada AL Belanda sejak 1967. Pada tahun 1987, dibebastugaskan dari AL Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI-AL pada tahun 1987. Termasuk di antaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal antipesawat (sea-to-air missile/SAM) Mistral menggantikan Sea Cat. Di Indonesia, kapal ini bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara.Termasuk dalam kelas Ahmad Yani bersama KRI Slamet Riyadi antara lain KRI Ahmad Yani (351), KRI Yos Sudarso (353), KRI Oswald Siahaan (354), KRI Abdul Halim Perdanakusuma (355) dan KRI Karel Satsuit Tubun (356).
Data teknis
KRI Slamet Riyadi memiliki berat 2.940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 m x 4,57 m. Ditenagai oleh mesin diesel 2 x Caterpillar CAT DITA 3616, Reintjes WAV 1000 @16,000 shp sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 28,5 knot. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut.
Persenjataan
KRI Slamet Riyadi dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Indonesia. Termasuk di antaranya adalah :
8 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan China Haiying Electromechanical Technology Academy C-802 dengan jangkauan maksimum 120 km (70 mil laut), berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 165 kg.
4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 kg. Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal.
1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76 mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 km untuk target permukaan dan 12 km untuk target udara.
2 Senapan mesin 12,7 mm
12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324 mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
Sensor dan elektronis
KRI Slamet Riyadi diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.
Penerbangan
Memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.
Read more...
Tuesday 15 April 2014

Jet Tempur Terbang Rendah di Atas Kapal AS

0 komentar
Jet tempur milik Rusia sengaja terbang rendah di atas kapal penghancur milik militer Amerika Serikat. Aksi ini dianggap provokatif dan tidak profesional.

Insiden ini terjadi saat kapal penghancur AS tengah berlayar di perairan internasional di Laut Hitam, dekat pantai Rumania, pada akhir pekan kemarin. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara pasca intervensi Rusia di Ukraina yang menuai kecaman AS.

Kapal militer AS tersebut dikirimkan kembali ke Laut Hitam pada 10 April lalu dalam rangka menunjukkan solidaritas AS terhadap sekutunya NATO di kawasan Eropa Timur terkait aksi Rusia yang semakin menjadi.

"Pada 12 April, sebuah jet Rusia Su-24 melakukan sejumlah penerbangan jarak dekat, terbang rendah di sekitar kapal USS Donald Cook, ketika Cook sedang melakukan operasi di perairan internasional di barat Laut Hitam," ujar juru bicara Pentagon, Kolonel Steven Warren, seperti dilansir AFP, Selasa (15/4/2014).

"Pesawat tersebut tidak merespons pertanyaan dan peringatan dari Donald Cook. Peristiwa ini berakhir tanpa insiden setelah berlangsung selama 90 menit. Aksi provokatif dan tidak profesional yang dilakukan Rusia ini tidak konsisten dengan protokol internasional dan kesepakatan sebelumnya soal interaksi profesional dengan militer kami," jelas Warren.

Ketika insiden ini terjadi, pejabat militer yang enggan disebut namanya menuturkan, jet milik Rusia terbang mendekat dan sangat rendah sekitar kurang dari 1.000 meter dari kapal militer AS. Warren menambahkan, pesawat milik Rusia tersebut diduga tidak dilengkapi dengan senjata.

"Pesawat itu tidak terbang di atas geladak Donald Cook," imbuhnya.

Sebuah pesawat Su-24 lainnya juga terbang mendekat, namun tidak melakukan aksi yang sama. Warren menyatakan, kapal Donald Cook memiliki kemampuan untuk melakukan pertahanan atas dua pesawat Su-24 tersebut. USS Donald Cook memang tidak membawa pesawat militer, namun kapal ini dilengkapi sejumlah senjata seperti torpedo dan rudal jelajah Tomahawk.

"Saya tidak bisa memahami bahwa dua pilot Rusia itu sendiri yang memutuskan untuk melakukan aksi semacam ini. Kita telah melihat aksi Rusia yang tidak profesional dan melanggar norma internasional di Ukraina selama beberapa bulan," tandasnya.

Read more...

KRI Irian

0 komentar

KRI Irian adalah kapal penjelajah kelas Sverdlov dengan kode penamaan Project 68-bis. Kapal jenis ini adalah kapal penjelajah konvensional terakhir yang dibuat untuk AL Soviet, 13 kapal
diselesaikan sebelum Nikita Khrushchev menghentikan program ini karena kapal jenis ini dianggap kuno dengan munculnya rudal (peluru kendali). Kapal ini adalah versi pengembangan dari kapal penjelajah kelas Chapayev.
Desain
Kapal ini adalah hasil pengembangan dan versi yang lebih besar dari kapal penjelajah kelas Chapayev. Kemiripan kapal penjelajah RI Irian dengan kapal kelas Chapayev adalah pada senjata utama, permesinan,
dan perlidungan bagian samping. Sedangkan perbedaannya terletak pada kapasitas bahan bakar yang lebih banyak untuk jarak tempuh yang lebih jauh, lambung yang seluruhnya dilas, proteksi bawah air yang lebih bagus, artileri anti pesawat yang lebih baik dan radar yang lebih baik pula. Istilah pemberian nama kapal perang saat itu cukup dengan RI Irian, RI Macan Tutul dll, sehingga untuk KRI Irian disebut sebagai Kapal Pendjeladjah RI Irian, nomor lambung 201.
Lapisan baja Pelindung
Dalam satuan milimeter:
Sabuk lapis baja utama: 100 mm
Buritan: 32 mm
Dek: 50 mm
Rumah Dek: 130 mm
Tempurung meriam utama: 175 mm

Peralatan Elektronik
Radar:
Radar Pencari udara Gyus-2
Radar pencari permukaan laut Ryf
Radar navigasi Neptun
Sonar:
Tamir-5N dipasang di hull
Lain-lain:
Machta ECM (electronic Counter Measures)
Jumlah awak kapal
Kapal ini dapat memuat 1.270 awak kapal, termasuk 60 orang perwira, 75 perwira pengawas, dan 154 perwira pertama.
Senjata dan tenaga penggerak
Senjata artileri KRI Irian
Senjata utama dari KRI Irian adalah 4 buah turret/kubah, dimana setiap turret berisi 3 meriam kaliber 6 inchi. Sehingga total ada 12 meriam kaliber 6 inchi di geladaknya.[2]
10 tabung torpedo antikapal selam kaliber 533 mm
12 buah kanon tipe 57 cal. B-38 kaliber 15.2 cm (6 di depan, 6 di belakang)
12 buah kanon ganda tipe 56 cal. Model 1934 6 (twin) SM-5-1 kaliber 10 cm
32 buah kanon multi fungsi kaliber 3,7 cm
4 buah triple gun Mk5-bis kaliber 20 mm (untuk keperluan antiserangan udara)
Tenaga penggerak
Sebagai tenaga penggerak, KRI Irian mengandalkan 2 buah turbin uap TB-72 yang mendapat pasokan uap dari 6 buah ketel KV-68 dan disalurkan melalui 2 buah shaft.
Tenaga total yang dihasilkan adalah @110.000 HP sampai 122.000 HP pada kedua shaft, tenaga ini mampu membuat kapal seberat 13.600 ton ini mencapai kecepatan maksimum 32,5 knot. Sedangkan jarak maksimum yang bisa ditempuh adalah 9000 mil laut dengan kecepatan konstan 18 knot.[2]
Riwayat KRI Irian
KRI Irian sebelumnya adalah kapal Ordzhonikidze (Орджоникидзе) (Object 055, diambil dari nama Menteri Industri Berat era Stalin, Grigory "Sergo" Ordzhonikidze) dari Armada Baltik AL Soviet, kemudian dibeli oleh pemerintah Indonesia tahun 1962. Saat itu KRI Irian adalah kapal terbesar di belahan bumi selatan. Kapal ini digunakan secara aktif untuk persiapan merebut Irian Barat.
Awal
Kapal ini dibuat di Admiralty Yard, Leningrad. Peletakan lunas pertama dilakukan tanggal 9 Oktober 1949, diluncurkan tanggal 17 September 1950, dan pertama kali dioperasikan tanggal 30 Juni 1952.
Persiapan Pengoperasian di Indonesia
Pada 11 Januari 1961 Pemerintah Soviet mulai mengeluarkan instruksi kepada Biro Desain Pusat #17 untuk memodifikasi Ordzhonikidze supaya ideal beroperasi di daerah tropis. Modernisasi skala besar dilakukan untuk membuat kapal ini dapat dioperasikan pada suhu +40 °C, kelembapan 95%, dan temperatur air +30 °C.
Tetapi perwakilan dari Angkatan Laut Indonesia yang berkunjung ke kota Baltiisk menyatakan bahwa mereka tidak sanggup untuk menanggung biaya proyek sebesar itu. Akhirnya modernisasi dialihkan untuk instalasi genset diesel yang lebih kuat guna menggerakkan ventilator tambahan.
Tanggal 14 Februari 1961 kapal ini tiba di Sevastopol, dan tanggal 5 April 1962 kapal ini memulai uji coba lautnya. Pada saat itu kru Indonesia (ALRI) untuk kapal ini sudah terbentuk dan ada di atas kapal. Mekanik kapal ini, Bapak Yatijan, di kemudian hari menjadi Kepala Departemen Teknik ALRI. Begitu juga banyak dari pelaut yang lain, banyak yang dikemudian hari mampu menduduki posisi penting.
Operasional
KRI Irian tiba di Surabaya pada 5 Agustus 1962 dan dinyatakan keluar dari kedinasan AL Soviet pada 24 Januari 1963. Sebelumnya Uni Soviet tidak pernah menjual kapal dengan bobot seberat ini kepada negara lain kecuali kepada Indonesia. ALRI yang belum pernah mempunyai armada sendiri sebelumnya, belajar untuk mengoperasikan kapal-kapal canggih dan mahal ini dengan cara trial and error/coba-coba. Bulan November 1962 tercatat sebuah mesin diesel kapal selam rusak karena benturan hidrolis saat naik ke permukaan, sebuah destroyer rusak dan 3 dari 6 boiler KRI Irian rusak. Suhu yang panas dan kelembapan tinggi berefek negatif terhadap armada ALRI, akibatnya banyak peralatan yang tidak bisa dioperasikan secara optimal. Di lain pihak kehadiran kapal ini membuat AL Kerajaan Belanda secara drastis mengurangi kehadirannya di perairan Irian Barat.
Perbaikan
Pada 1964 kapal penjelajah ini sudah benar-benar kehilangan efisiensi operasionalnya dan akhirnya dikirim ke Vladivostok untuk perbaikan. Bulan Maret 1964, KRI Irian sampai di Pabrik Dalzavod. Para pelaut dan teknisi Soviet terkejut melihat kondisi kapal dan banyaknya perbaikan kecil yang seharusnya sudah dilakukan oleh para awak kapal ternyata tidak dilakukan. Mereka juga tertarik dengan sedikit modifikasi yang dilakukan ALRI yaitu mengubah ruang pakaian menjadi ruang ibadah (sesuatu yang tentu tidak mungkin terjadi di Uni Soviet).
Penugasan Kembali
Setelah perbaikan selesai pada bulan Agustus 1964 kapal kembali berlayar menuju Surabaya dengan dikawal oleh destroyer AL Uni Soviet. Setahun kemudian (1965), terjadi pergantian pemerintahan. Kekuasaan pemerintah praktis berada di tangan Jenderal Soeharto. Perhatian Soeharto terhadap ALRI sangat berbeda dibandingkan Sukarno. Kapal ini dibiarkan terbengkalai di Surabaya, bahkan kadang-kadang digunakan sebagai penjara bagi lawan politik Soeharto.[3]
Pemensiunan
Terdapat beberapa versi tentang riwayat KRI Irian setelah peristiwa G30S:
Versi pertama menyebutkan bahwa tahun 1970, KRI Irian sudah sedemikian parah keadaannya hingga sedikit demi sedikit mulai dibanjiri air. Tidak ada orang yang peduli untuk menyelamatkan kapal penjelajah ini. Sehingga pada masa Laksamana Sudomo menjabat sebagai KSAL, maka KRI Irian dibesituakan (scrap) di Taiwan pada tahun 1972 dengan alasan kekurangan komponen suku cadang kronis.[4]
Versi kedua, menurut Hendro Subroto, kapal perang yang dibuat hanya empat buah ini dijual ke Jepang setelah persenjataannya dipreteli. "Padahal di Tanjung Priok masih terdapat dua gudang suku cadang. Tapi karena perawatan sebelumnya di tangani orang Rusia, selepas Gestapu, kita tidak punya teknisi lagi," kata Hendro.[5]
Versi ketiga menyebutkan bahwa ketika dibawa untuk dibesituakan, di tengah perjalanan KRI Irian dicegat oleh kapal Uni Sovyet. Versi ketiga ini adalah analisis dari penulis sendiri setelah membaca laporan dari berbagai majalah militer yang mengulas mengenai persenjataan Uni Sovyet semasa Perang Dingin. Uni Soviet hanya menjual penjelajah ringan kelas Sverdlov kepada dua negara, yaitu Indonesia (1962) dan India (1989–scrap). Ada dugaan bahwa pihak yang paling tidak menginginkan apabila kelas Sverdlov jatuh ke tangan pihak Barat adalah Uni Soviet. Teori ketiga, ada kemungkinan Uni Soviet mencegat kapal tersebut dan kemudian mengambil alih dengan kesepakatan, bisa jadi dengan mengurangi sejumlah hutang pembelian senjata yang belum dilunasi atau bisa jadi dengan melunaskannya. Dari ke-4 buah itu, hanya KRI Irian (Ordzhonikidze/Object 055) yang keberadaannya masih misterius.
Kru Kapal
Perwira yang pernah bertugas di atas KRI Irian adalah:
Mantan Panglima TNI dan Menkopolkam di Kabinet Indonesia Bersatu, Laksamana (Purn.) Widodo AS yang saat itu menjabat sebagai Perwira Senjata pada tahun 1968.[7]
dr. Tarmizi Taher, mantan Menteri Agama di Kabinet Pembangunan VI, sebagai Perwira Kesehatan Sementara saat Paduka Yang Mulia Presiden RI Dr.Ir. H.Soekarno dalam perjalanan dari Jawa ke Makasar di KRI Irian.[8]
dr. Kartono Mohamad, kakak kandung dari Goenawan Mohamad, pendiri Majalah Tempo. Ia pernah menjadi dokter di KRI Irian semasa bertugas di TNI-AL (1964-1975).[9]
Trivia
IRIAN merupakan Akronim dari Ikut Republik Indonesia Anti Netherland
Ada guyonan seputar KRI Irian: "Tak ada yang ditakuti KRI Irian, termasuk Karel Doorman. Hanya satu yang menciutkan nyalinya, yaitu Haji Syukri (juragan besi loakan ternama di Surabaya)."
Produksi          Obedineniye "Admiralteyskiye Verfi" Leningradskoye
Mulai dibuat    19 Oktober 1949[1]
Diluncurkan    17 September 1950[1] dan bertugas di AL Uni Soviet pada 30 Juni 1952[2]
Dibeli  1962 dari Uni Soviet
Ditugaskan      24 Januari 1963
Nama sebelumnya       Ordzhonikidze (Орджоникидзе) (Object 055), nama Menteri Industri Berat era Stalin
Status  1972, dibesituakan di Taiwan
Karakteristik umum
Berat benaman            13.600 T standar, 16.640 T beban penuh
Panjang           210 m keseluruhan, 205  m garis air
Lebar   22 m
Draft   6,9 m
Tenaga penggerak       2 shaft geared steam turbine, 6 boiler, 110.000 HP
Kecepatan       32,5 knot
Awak kapal     1.250 orang
Persenjataan    12 x 15.2 cm 57 cal B-38, 4 triple Mk5-bis turrets
12 x 10.0 cm 56 cal Model 1934 6 twin SM-5-1 mounts
32 x 3.7 cm
10 x 533 cm tabung torpedo
Perisai  Belt = 100 mm
Conning tower = 150 mm
Dek = 50 mm
Turet = 75 mm
Read more...
Monday 14 April 2014

KRI Yos Sudarso (353)

0 komentar

KRI Yos Sudarso (353) merupakan kapal ketiga dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Yos Sudarso, salah seorang
pahlawan nasional yang gugur di atas KRI Macan Tutul dalam pertempuran laut Aru pada masa kampanye Trikora.
KRI Yos Sudarso merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (F803) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI
 Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat. Penggantian juga dilakukan pada senjata rudal yang semula menggunakan 8x Harpoon Mc Douglas buatan USA diganti dengan C-802 buatan Tiongkok.Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.Termasuk dalam kelas Ahmad Yani bersama KRI Yos Sudarso antara lain KRI Ahmad Yani (351), KRI Slamet Riyadi (352), KRI Oswald Siahaan (354) KRI Abdul Halim Perdana Kusuma (355) dan KRI Karel Satsuit Tubun (356).
Data Teknis
KRI Yos Sudarso memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh mesin diesel 2 x Caterpillar CAT DITA 3616, Reintjes WAV 1000 P gearboxes dengan kekuatan 16000hp. Repowering mesin penggerak dilakukan oleh PT PAL yang semula menggunakan mesin boiler.
Persenjataan
KRI Yos Sudarso dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah:
4 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC) C-802 dengan jangkauan maksimum 120 Km , berkecepatan jelajah 0,8-0,9 mach, berpemandu inertial/GPS dan terminal active radar dengan hulu ledak seberat 150 Kg.
4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal.
1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target udara.
2 Senapan mesin 12.7mm
12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
Sensor dan elektronis
KRI Yos Sudarso diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.
Penerbangan
Memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.
Operasi
Pada tanggal 10 hingga 11 Maret KRI Yos Sudarso 353 tergabung dalam satgas Aru Jaya melakukan operasi penghalauan terhadap kapal ferry Lusitania "si bedhes" Expresso yang bermaksud menuju Dilli, Timor timur tanpa izin. Operasi berhasil dilakukan tanpa ada peluru yang ditembakkan.

Read more...
Sunday 13 April 2014

KRI Oswald Siahaan (354)

0 komentar

KRI Oswald Siahaan (354) merupakan kapal keempat dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Oswald Siahaan, salah
seorang anggota TNI AL yang gugur pada saat pertempuran Teluk Sibolga.
KRI Oswald Siahaan merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (HMNLS Isaac Sweers F805) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat. Pada tahun 2010 dilakukan penggantian senjata rudal yang semula menggunakan rudal 8x Harpoon McDonnel Douglas buatan USA diganti dengan rudal 4x P-800 Oniks Yakhont buatan Rusia. Penggantian ini dilakukan oleh PT PAL Bertugas sebagai armada patroli sekaligus armada pemukul dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.
Termasuk dalam kelas Ahmad Yani bersama KRI Oswald Siahaan antara lain KRI Ahmad Yani (351), KRI Slamet Riyadi (352), KRI Yos Sudarso (353) KRI Abdul Halim Perdana Kusuma (355) dan KRI Karel Satsuit Tubun (356).
Data Teknis
KRI Oswald Siahaan memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh mesin diesel 2 x SEMT Pielstick 12PA6B, Renk SWUF 98 gearboxes yang mampu menghasilkan tenaga 11800hp setiap mesinnya. Repowering mesin dilakukan pada tahun 2006 oleh PT PAL untuk menggantikan tenaga mesinnya yang semula menggunakan mesin boiler.
Persenjataan
KRI Oswald Siahaan dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah :
4 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan P-800 Oniks atau dikenal dengan rudal Yakhont dengan jangkauan maksimum 300 Km , berkecepatan 2,5 mach, dengan sistem peluncur vertikal (VLS) dengan hulu ledak seberat 300 Kg.
4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal.
1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target udara.
2 Senapan mesin 12.7mm
12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
Sensor dan elektronis
KRI Oswald Siahaan diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.
Penerbangan
Memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.
Operasi
KRI Oswald Siahaan turut berperan dalam mengamankan perairan Republik Indonesia dalam konflik Ambalat dengan Malaysia.

Read more...
 
beritamiliterindonesia © 2014 | Designed By Blogger Templates