China yang selama ini konsisten menentang campur tangan dalam urusan internal negara-negara lain sedang bimbang antara mendukung Rusia atau menentang Rusia. Seorang profesor hubungan internasional di Universitas Peking, Niu Juni mengatakan China ingin mempertahankan hubungan dengan Rusia, namun memiliki keprihatinan yang kuat tentang intervensi asing.
Namun para analis mengatakan China kini terpecah antara ingin mendukung Rusia dan menjaga oposisi lama terhadap intervensi asing, terutama mengingat isu-isu separatis sendiri juga merongrong di barat Xinjiang .
Ketika ditanya terkait Ukraina saat konferensi pers rutin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Qin Gang memberikan tanggapan kebimbangan tersebut.
"China selalu menjunjung tinggi prinsip-prinsip diplomasi dan norma-norma dasar hubungan internasional," katanya.
"Pada saat yang sama kami juga mempertimbangkan sejarah dan kompleksitas isu Ukraina. Bisa dikatakan bahwa posisi China adalah untuk mempertahankan kedua prinsip dan di sisi lain juga berusaha untuk bersikap realistis."
Qin juga menyebut pernyataannya yang diposting di situs kementerian itu sehari sebelumnya yang mengatakan bahwa China di satu sisi telah lama mempertahankan prinsip noninterference dalam urusan internal (dari negara lain) dan menghormati kemerdekaan, kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.