Tiga kapal perang Rusia hari ini berlabuh menuju Negara Bagian Krimea di semenanjung Laut Hitam perbatasan Ukraina dan Rusia setelah parlemen Negeri Beruang Merah setuju mengirimkan angkatan bersenjata ke negara itu. Tindakan ini mendapat kecaman barat.
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengatakan lewat akun jejaring sosial miliknya pemimpin Ukraina saat ini merebut kekuasaan secara tidak sah. Medvedev juga meramalkan pemerintahan mereka bakal berakhir dengan revolusi dan pertumpahan darah.
Surat kabar the Huffington Post melaporkan, Rabu (3/3), Medvedev menyerukan Presiden Viktor Yanukovych tetaplah pemimpin sah Ukraina menurut konstitusi. "Jika dia bersalah gunakan prosedur penangkapan yang benar dan mengadilinya," ujar Medvedev sembari menambahkan pemerintah Ukraina sementara terlalu pro barat.
Yanukovych kini melarikan diri ke Rusia telah muncul pada pekan lalu dan mengatakan kabur sebab dia yakin ada ekstremis mengancam dirinya dan keluarga dia.
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin memperoleh persetujuan parlemen Kremlin agar mengirimkan militer ke Ukraina demi menyelamatkan warga Negeri Beruang Merah tinggal di wilayah itu.
Pernyataan Rusia ini meningkatkan ketegangan antara barat dan timur. Ukraina pun menyiagakan tentaranya namun dua tentara ini tidak berkonfrontasi. Militer Ukraina diturunkan demi melindungi aset negara dan bukan bentrok dengan angkatan bersenjata Rusia.
Rusia hrs membantu cuba persenjataan rudal nuklir, agar menyeimbangkan kekuatan militer kawasan dan hrs segera memberikan bantuan utk keamanan wilayah Amirika. PD III, siap.................