Jika Ukraina dan Rusia benar-benar terlibat perang terbuka kira-kira apa yang akan terjadi? Jika dilihat dari jumlah dan kekuatan militernya, maka Ukraina kalah jauh dibandingkan negeri tetangganya yang besar itu.
Dari sisi anggaran militer kedua negara juga tak bisa disandingkan. Pada 2012 Rusia menghabiskan 78 miliar dolar AS untuk membiayai angkatan perangnya. Sedangkan Ukraina "hanya" 1,6 miliar dolar AS di tahun yang sama.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Juni 2011, seorang pakar militer mengatakan Ukraina akan berada dalam posisi defensif selama satu dekade jika anggaran militernya tak berubah.
Valentin Badrak, seorang direktur Pusat Studi Angkatan Bersenjata, Konversi dan Perlucutan Senjata Ukraina (CACDS) kepada harian Nezavisimaya Gazeta mengatakan saat ini program pengembangan Angkatan Bersenjata Ukraina (UAF) berada dalam "level nol".
Pemerintah Ukraina, mengacu para sebuah studi pada 2010, negeri itu tak membutuhkan angkatan bersenjata yang besar karena ancaman utama Ukraina bukan dari luar negeri melainkan dari destabilisasi di dalam negeri.
Tak hanya dari sisi anggaran saja Ukraina kalah dari Rusia, dari sisi sumber daya manusiapun Ukraina bukan tandingan Rusia.
Menurut CIA World Factbook, Ukraina memiliki 15,7 juta pria dan wanita berusia 16-49 yang bisa menyandang senjata jika diperlukan. Namun, jumlah itu kalah jauh dibandingkan Rusia yang memiliki 45,6 juta pria dan wanita di level usia yang sama.
Angka-angka itu lah yang kemungkinan memenuhi benak Menteri Pertahanan Ukraina, Ihor Tenyuh, saat menghadiri sebuah rapat tertutup di parlemen, Minggu (2/3/2014), membahas krisis yang tengah terjadi di Semenanjung Krimea.
Dua anggota parlemen yang hadir dalam rapat itu mengatakan Tenyuh menilai Ukraina tak memiliki kemampuan militer yang cukup kuat untuk melawan Rusia. Sehingga dia menyerukan jalur diplomasi untuk menyelesaikan krisis dengan Rusia.